KASUS INTERAKSI SOSIAL: KONFLIK KERUSUHAN YANG MELIBATKAN ETNIK BALI DAN LAMPUNG
Interaksi sosial berasal dari kata interaksi artinya tindakan yang terjadi secara dua orang atau lebih yang bereaksi akan timbal balik melalui kontak langsung maupun tidak langsung. Sosial yang berarti mencakup saling berkesinambungan atau bekerja sama seperti halnya manusia merupakan makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri dan akan membutuhkan orang lain.Secara sederhana, pengertian interaksi sosial adalah hubungan timbal balik antara individu maupun kelompok untuk menjalin hubungan pertemanan, diskusi, kerjasama yang diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat.
Ada 2 jenis Interaksi
sosial yaitu:
1.interaksi sosial
asosiatif adalah bentuk interaksi sosial positif, yang mengarah kepada kesatuan
dan kerja sama.
2.interaksi sosial
disosiatif adalah bentuk interaksi sosial yang lebih mengarah kepada konflik
dan perpecahan, baik individu maupun kelompok.
Konflik kerusuhan yang
melibatkan etnik bali dan etnik lampung masuk kedalam interaksi sosial disosiatif
karena menyebabkan perpecehan atau merenggangkan solidaritas.
Sekarang kita Analisa dari kasus diatas, Kerusuhan Lampung 2012 adalah serangkaian kerusuhan yang terjadi di Lampung Selatan tanggal 27 Oktober hingga 29 Oktober 2012. Kerusuhan ini bermula dari program transmigrasi yang diadakan pemerintah, ketika warga asal Bali masuk ke Lampung dan ditempatkan di Lampung Selatan. Di Lampung Selatan, mereka kemudian mendirikan perkampungan Balinuraga, Baliagung, dan Balinapal. Konflik kemudian mencuat setelah dua gadis dari penduduk Desa Agom, Lampung Selatan, terjatuh dari motor yang kemudian dibantu oleh warga Desa Balinuraga. Ketika membantu, terjadi kesalahpahaman di antara keduanya. Warga Desa Balinuraga dianggap membantu korban sembari melakukan pelecehan. Akibatnya, terjadi bentrokan antara warga Desa Agom dengan Desa Balinuraga.
Buntut dari kesalahpahaman tersebut adalah warga Balinuraga didatangi oleh sekitar 50 orang dari Desa Agom dengan membawa senjata tajam. Bentrokan terjadi pada Sabtu malam, 27 Oktober 2012. Sebanyak lebih dari 500 orang warga Desa Agom menyerang pemukiman warga suku Bali di Desa Balinuraga. Akibat penyerangan tersebut, satu kios obat-obatan dan kelontong milik Made Sunarya terbakar. Masih belum berakhir, bentrokan kedua terjadi pada 28 Oktober 2012 pukul 01.00 WIB. Massa dari warga Lampung berjumlah lebih dari 200 orang merusak dan membakar rumah milik Saudara Wayan Diase. Kemudian, pukul 09.30 WIB, terjadi bentrok antara massa suku Lampung dengan masa suku Bali di Desa Sidorejo. Akibatnya, tiga orang meninggal dunia. Mereka adalah Yahya, Marhadan, dan Alwi. Sedangkan empat warga lainnya mengalami luka-luka karena senjata tajam dan senapan angin, yaitu Ramli, Syamsudin, Ipul, dan Mukmin. Kemudian, bentrokan terakhir terjadi pada 29 Oktober 2012. Pukul 14.00 WIB, massa Desa Agom berhasil memasuki Desa Balinuraga dengan menyusup melalui kebun dan sawah. Setelah itu, massa suku Lampung segera melakukan penyerangan. Mereka membakar sejumlah rumah warga Desa Agom.
Kesimpulan yang dapat diambil dari kasus diatas adalah interaksi sosial memanglah sangat penting, sebagai mahluk sosial kita juga harus bisa berpikir dan bertindak yang baik serta bijak agar tidak terjadi kesalahpahaman seperti kasus diatas yang pada akhirnya menyebabkan kerusuhan antara etnik bali dan etnik lampung.
Komentar
Posting Komentar